Senin, 18 Oktober 2010

Bimbingan Karier


A. Pengertian Layanan Bimbingan Karier

Secara umum bimbingan adalah istilah yang mencakup pengertian umum proses layanan bantuan kemanusian. Di latar sekolah, layanan bimbingan diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah, khususnya yang berkenaan dengan penyusunan rencana untuk masa depannya. Mengingat usia perkembangannya, kerisauan umum para siswa tersebut adalah mengenai pendidikannya (keberhasilan belajar, dan kelanjutan studi) dan pekerjaan apabila nanti tamat dari sekolah.

Layanan bimbingan karier diartikan sebagai bimbingan yang bertujuan membantu siswa menyusun rencana karier dan menyiapkan diri untuk kehidupan kerja (Munandir, 1996 : 77). Menurut pendapat Muhammad Thayeb Manrihu, (1996:18), layanan bimbingan karier adalah:

“suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya.”

Layanan bimbingan karier adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada sisiwa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karier (Hibana S. Rahman, 2002:43).

Dengan berdasar pada pengertian-pengertian layanan bimbingan karier tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan karier merupakan kegiatan layanan bimbingan bimbingan yang bertujuan membantu siswa menyusun rencana karier dan menyiapkan diri untuk kehidupan kerja.

B. Tujuan Layanan Bimbingan Karier

Sukardi (2000) menjelaskan bahwa secara umum Bimbingan Karir di sekolah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan, bertujuan untuk membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.

Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Karir di sekolah adalah, di antaranya: (a) agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept), (b) agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja, (c) agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya, (d) agar siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja, (e) agar siswa dapat menguasai keterampilan dasar dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berprakarsa, dan sebagainya (Sukardi, 2000).

Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan layanan bimbingan karier adalah agar sisiwa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karier (Hibana S. Rahman, 2002:43). Aminuddin Najib (1997:10) menjelaskan bahwa layanan bimbingan karier bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan perencanaan masa depan kariernya, sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir di SMK bertujuan untuk membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup.

C. Kompetensi dan Tanggung Jawab Konselor dalam Layanan Bimbingan Karier

Para konselor (guru pembimbing) yang memberikan layanan bimbingan karier, dengan tidak memandang lingkungan kerjanya, harus memiliki pengetahuan dan kompetensi-kompetensi dalam lima belas bidang berikut ini :

1. Teori dan penelitian perkembangan karier dan perkembangan manusia, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk menerjemahkan pengetahuan ini ke dalam program-program pengembangan bimbingan karier dan pendidikan karier.

2. Sumber-sumber informasi karier, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu guru-guru, administrator-administrator, personel community agency, paraprofesional-paraprofesional, dan kelompok sebaya untuk mengintegrasikan tipe informasi ini ke dalam proses pengajaran konseling.

3. Strategi-strategi penelitian karier, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu individu-individu menggunakan data ini dalam proses pengambilan keputusan.

4. Praktek-praktek konseling individual dan kelompok, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu individu-individu dalam perencanaan karier, menggunakan kedua pendekatan tersebut.

5. Proses-proses pengambilan keputusan karier, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengimplementasikan program-program yang dimaksudkan untuk memudahkan pengambilan keputusan karier bagi para langganan dalam lingkungan pendidikan dan lembaga-lembaga masyarakat.

6. Layanan-layanan penempatan kerja, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu langganannya mencari, memperoleh, dan mempertahankan pekerjaan.

7. Kebutuhan-kebutuhan pengembangan karier yang unik dari kelompok-kelompok langganan khusus (wanita, minoritas-minoritas, orang cacat, orang-orang dewasa, dan sebagainya).

8. Jenis kelamin dan ras, dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mengurangi diskriminasi kelembagaan agar supaya dapat memperluas kesempatan-kesempatan karier yang tersedia bagi semua orang.

9. Peranan-peranan yang gaya hidup dan waktu luang mainkan dalam perkembangan karier, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu langganan menyeleksi dan bersiap untuk okupasi-okupasi yang sesuai dengan berbagai preferensi.

10. Strategi-strategi konsultasi dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu orang lain (guru-guru, orang-orang tua, kelompok-kelompok sebaya, dan sebagainya) memberikan layanan-layanan bimbingan secara tidak langsung.

11. Strategi-strategi mempersatukan, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk membantu individu-individu memahami saling hubungan keputusan-keputusan kariernya dan peranan-peranan hidupnya.

12. Strategi-strategi pengembangan program dan infusi kurikuler dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mendisain dan mengimplementasikan program-program penyadaran karier, pengembangan diri, eksplorasi diri, dan penempatan kerja dalam lingkungan-lingkungan pendidikan dan lembaga masyarakat.

13. Proses-proses pengembangan dan perubahan organisasi, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk memudahkan perubahan dalam sikap-sikap para pendidik terhadap pendidikan karier.

14. Teknik-teknik evaluasi program, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh bukti keefektifan program bimbingan karier dan pendidikan karier.

15. Kecenderungan-kecenderungan pendidikan dan perundang-undangan negara bisa mempengaruhi pengembangan dan implementasi program-program bimbingan karier (Muhammad Thayeb Manrihu, 1996)

Adapun tugas konselor profesional di sekolah dalam pelaksanaan bimbingan karier meliputi tanggung jawab atau wewenang sebagai berikut:

1. Menyusun program bimbingan karier secara menyeluruh dan terpadu.

2. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun individual.

3. Mengkoordinasikan pelaskanaan program bimbingan pada umumnya, dan bimbingan karier pada khususnya.

4. Membantu para siswa yang menghadapi kesulitan dalam membuat rencana pendidikan dan pekerjaan.

5. Memberikan berbagai informasi kepada para siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan.

6. Melayani orang tua yang mengadakan konsultasi tentang karier anak-anaknya.

7. Mengadakan studi tindak lanjut dalam rangka mengadakan perbaikan tertentu terhadap program bimbingan karier yang telah berjalan (Dewa Ketut Sukardi, 1997).

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa konselor adalah seorang yang memegang peranan developmental, yaitu mempersiapkan pengalaman-pengalaman di mana perkembangan karier yang efektif, dan bukan hanya peranan remedial dalam menghadapi anak-anak muda dan orang-orang dewasa yang mengalami dilema-dilema pilihan; dan para konselor diharapkan memahami perkembangan karier; sanggup membantu para pendidik merealisasikan implikasi-implikasi perkembangan karier bagi modifikasi-modifikasi kurikulum, dan menciptakan kesempatan-kesempatan belajar yang relevan dengan rentang bakat manusia yang luas, serta juga diharapkan bahwa para konselor akan bekerja sama dengan pihak-pihak lain dalam penempatan siswa-siswa dalam karier yang lebih jelas.

D. Materi Layanan bimbingan karier

Materi bimbingan karier dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut :

a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.

b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya karier yang hendak dikembangkan.

c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

d. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan. (Prayitno, 1997 :66)

Sukardi (1997) menjelaskan materi paket Bimbingan Karir dibagi menjadi lima topik Bimbingan Karir yang tiap-tiap topik dibagi lagi menjadi sub-sub topik. Sebagai bahan informasi materi pokok dari masing-masing topik dan sub topik Bimbingan Karir dengan sistem paket, diuraikan sebagai berikut.

Paket I : Pemahaman Diri, terdiri atas sub topik sebagai berikut: a) Pengantar pemahaman diri, b) Bakat, potensi dan kemampuan, c) Minat, d) Cita-cita atau gaya hidup.

Paket II : Nilai-nilai, terdiri atas sub topik sebagai berikut: a) Nilai-nilai kehidupan, b) Saling mengenal dengan nilai orang lain, c) Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri, d) Pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain, e) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat, f) Bertindak atas nilai-nilai sendiri.

Paket III : Pemahaman Lingkungan, terdiri atas sub topik sebagai berikut: a) Informasi pendidikan, b) Kekayaan daerah dan pengembangannya, c) Informasi jabatan.

Paket IV Hambatan dan Mengatasi Hambatan, terdiri atas sub topik sebagai berikut: a) Faktor pribadi, b) Faktor lingkungan, c) Manusia dan hambatan, d) Cara-cara mengatasi hambatan.

Paket V Merencanakan Masa Depan, terdiri atas sub topik sebagai berikut: a) Menyusun informasi diri, b) Mengelola informasi diri, c) Mempertimbangkan alternatif, d) Keputusan dan rencana, e) Merencanakan masa depan.

Hibana S Rahman (2002:43) menjelaskan materi pokok layanan bimbingan karier, antara lain:

(1) pemahaman tentang bakat, minat, dan kemampuan diri berkaitan dengan karier yang akan dikembangkan, (2) pemahaman tentang berbagai macam profesi sebagai alternatif pengembangan karier, (3) pemahaman dan pengembangan kemampuan wirausaha, (4) pemahaman tentang berbagai macam jurusan di bidang pendidikan, (5) pengembangan kemampuan berkompetensi, (6) pemahaman strategi memilih sekolah dan jurusan, (7) pengembangan kemampuan manajemen dan kepemimpinan.

Dapat disimpulkan bahwa materi layanan bimbingan karier meliputi pemahaman kemampuan diri dan pengembangannya sebagai alternatif pengembangan karier.

E. Pengembangan Layanan Bimbingan Karier di Sekolah

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa bimbingan karier diselenggarakan untuk menunjang penyelenggaraan bimbingan di sekolah. Bimbingan sendiri merupakan bagian dari keseluruhan usaha pendidikan di sekolah yang bertujuan membantu siswa agar berhasil selama dalam karier pendidikannya. Dengan terlibatnya orang-orang, bagian-bagian, sumber-sumber dan, dan kegiatan-kegiatan, bimbingan karier sebagai suatu organisasi, membutuhkan pengorganisasian penatalaksanan yang bertujuan memperbesar peluang pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

Dalam pengorganisasian progaram bibingan sejumlah konsep dasar melandasi. Bimbingan karier merupakan bagian dari bimbingan sekolah. Bimbingan karier merupakan suatu usaha pendidikan dan layanan-layanannya ditujukan bagi individu siswa secara keseluruhan, bukan hanya mereka yang bermasalah karier saja. Sedangkan konseling karier merupakan kegiatan inti dari layanan-layanan bimbingan karier tersebut. Mengingat bahwa bimbingan karier itu merupakan suatu sistem yang terbuka, maka untuk keberhasilan program dibutuhkan kepemimpinan yang menunjang. Di sekolah, kepemimpinan itu puncaknya adalah kepala sekolah. Ia bertugas mengkoordinasi dan memastikan bahwa semua staf sekolah, tidak hanya konselor, bekerja ke arah pencapaian tujuan bimbingan, harus memiliki kepekaan tinggi guna membaca apa saja kebutuhan siswa akan program bimbingan karier, kebijaksanaan resmi pemerintah, dan perkembangan industri regional atau nasional.

Dengan berdasar konsep-konsep dasar di atas berlaku sejumlah asas mengenai pelaksanaan bimbingan karier. Asas-asas bimbingan karier itu memberikan pedoman untuk mengambil tindakan atau keputusan pengembangan program. Beberapa asas mengenai pelaksanaan bimbingan karier yang utama antara lain adalah sebagai berikut :

1. Program dirancang untuk melayani kebutuhan semua siswa.

2. Program bimbingan karier merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.

3. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan menunjang pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan.

4. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah.

5. Personal bimbingan karier perlu diidentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya dirumuskan.

6. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.

7. Dari keperluan-keperluan untuk penyelenggaraan bimbingan karier, dua yang esensial adalah : data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan karier.

8. Perlu penerapan ancangan sistem dalam pengembangan program dan pemecahan masalah pengelolaan.

9. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekita harus diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan. (Munandir, 1996)

Program yang baik berdasar pada kebutuhan siswa. Untuk itu ditempuh berbagai cara untuk mengenali kebutuhan siswa; antara lain melalui pengamatan, wawancara, konseling, analisis dokumen, laporan. Mengingat bahwa penyusun dan pelaksana program bimbingan adalah orang, maka perlu diknali personalia bimbingan karier dan dirumuskan tugas-tugas dan tanggung jawabnya serta hubungan tata kerja di antara para petugas tersebut.

Program bimbingan karier dikembangkan dan berpusat di sekitar layanan kegiatan, yang sasaran akhirnya adalah agar siswa mampu menyususn rencana karier dan mengambil keputusan karier. Program yang pokok dan kegiatan lain untuk sekolah lanjutan adalah program : orientasi dunia kerja.

Inventarisasi pribadi (pemahaman diri), pemahaman dunia kerja, konseling pengambilan keputusan karier, penempatan, tindak lanjut dan penilaian, kaitan kurikulum-bimbingan karier, hari karier, konferensi karier, dan buku paket (modul). Faktor yang penting bagi keberhasilan program adalah pengikutsertaan siswa, mulai dari identifikasi kebutuhan dalam tahap perancangan program, pelaksanaan program, penilaian program, dan kegiatan-kegiatan tindak lanjut dan tindak ikutan.

E. Dasar-dasar Layanan Bimbingan Karier di Sekolah

Dalam rangka pelaksanaan layanan Bimbingan Karir, kepada setiap pendidik dituntut untuk memahami dengan mendalam dan seksama mengenai dasar-dasar atau pokok-pokok pikiran yang melandasi pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah, sehingga diharapkan pada para pendidik untuk dapat memperkokoh keyakinan tentang tanggung jawab yang lebih besar. Adapun dasar-dasar atau pokok pikiran yang melandasi pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah, sebagai berikut:

1. Perkembangan anak didik menuntut kemampuan melaksanakan tugas-tugas perkembangan, yakni sebagai calon tenaga kerja ialah memilih lapangan kerja yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya,

2. Sebagian besar hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja,

3. Bimbingan Karir diperlukan agar menghasilkan tenaga pembangunan yang cakap dan terampil dalam melakukan pekerjaan untuk pembangunan,

4. Bimbingan Karir diperlukan didasarkan bahwa setiap pekerjaan atau jabatan menuntut persyaratan tertentu untuk melaksanakannya. Pekerjaan atau jabatan itu pun menuntut persyaratan tertentu dari individu-individu yang melaksanakannya,

5. Dilaksanakan di sekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia kerja,

6. Manusia mampu berpikir secara rasional, sehingga mereka dapat memutuskan pekerjaan apa yang cocok atau sesuai untuk dirinya sendiri, serta berupaya untuk mengatasi segala hambatan yang diperkirakan akan dijumpai dalam lapangan kerja yang dipilihnya,

7. Dilandaskan pada nilai dan norma yang tercakup dalam falsafah negara,

8. Bimbingan Karir menjunjung tinggi nilai-nilai martabat manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Sukardi, 1997).

Sehubungan dengan adanya pelaksanaan Bimbingan Karier di SMP ada beberapa kepentingan khusus yang dipertimbangkan dalam menghubungkan bimbingan karier dengan para siswa di SMP, antara lain :

1. Karena banyak siswa akan menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah lanjutan atas dan karena itu siswa harus mengetahuai arah perkembangan kariernya dan mengetahui upaya-upaya yang perlu diambil agar siswa mendapatkan kesempatan karier.

2. Penekanan utama bimbingan karier di SMP hendaknya pada perencanaan umum tentang pilihan-pilihan pendidikan awal, lanjutan, dan masa depan. Akan tetapi, dengan berbagai alasan, tidak semua siswa SMP telah akan siap dengan perencanaan seperti itu. Banyak siswa akan memerlukan kesadaran diri, baik karena mereka belum memiliki pengalaman-pengalaman seperti itu, ataupun karena mereka belum siap untuk memperoleh keuntungan dari hal tersebut pada saat itu.

3. Karena sifat siswa-siswa SMP dan keragaman tujuan-tujuannya, maka bimbingan karier di SMP harus mencakup pengalaman-pengalaman konseling dan bimbingan perkembangan yang berkenaan dengan kebiasaan-kebiasaan studi, hubungan-hubungan manusia dalam pekerjaan, dan perencanaan karier dan pendidikan.

4. Siswa SMP dihadapkan pada tekanan-tekanan internal untuk mengambil keputusan-keputusan dan mengejar jenis-jenis pekerjaan khusus. Bimbingan karier dapat membantu siswa-siswa menghadapi secara efektif tekanan-tekanan ini.

5. Keterampilan-keterampilan verbal dan konseptual siswa-siswa SMP akan berkembang di SMA /SMK.

6. Karena kombinasi-kombinasi utama dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam suatu pekerjaan, bimbingan karier harus membantu siswa-siswa SMP mempertimbangkan keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya masing-masing (Muhammad Thayeb Manrihu, 1996).

Dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar layanan bimbingan karier di sekolah mempertimbangkan: perkembangan anak didik, dunia kerja, perlunya tenaga yang cakap dan terampil, persyaratan tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan, dilaksanakan di sekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia kerja, rasional, dilandaskan pada nilai dan norma, menjunjung tinggi nilai-nilai martabat manusia.

1 komentar: